May 2, 2016

Air Lindi Sebagai Pupuk Organik Cair

Air Lindi Sebagai Pupuk Organik Cair

Air lindi (leachate) dapat didefinisikan sebagai cairan yang meresap melalui limbah padat yang cairan tersebut mengekstraksi material organik yang ada dalam sampah yang kemudian akan terlarut atau tersuspensi dalam cairan tersebut (Tchobanoglous, 1977; Damanhuri, 1993).

Air Lindi Sebagai Pupuk Organik Cair

Selanjutnya menurut Wilson (1977), air lindi adalah cairan yang berasal dari lahan pembuangan sampah yang terdiri dari larutan, suspensi dan/atau mikroorganisme kontaminan yang berasal dari sampah padat.

Air lindi ini mengandung bahan-bahan kimia dan mikroorganisme, di antaranya BOD, TOC, COD, total suspenden solids, organic nitrogen, ammonia nitrogen, nitrat, total, phosphorus, ortho phosphorus, alkalinitas sebagai CaCO3, pH, total hardness sebagai CaCO3, calcium, magnesium, potassium, sodium, chloride, sulfat, total iron dan juga logam berat di antaranya cadmium dan timbal (Frederick G Pohland, et al., 1985).

Untuk membuat pupuk organik cair dibutuhkan alat atau wadah yang disebut dengan komposter. Biasanya terbuat dari tong sampah plastik atau kotal semen yang dimodifikasi dan diletakkan di dalam ataupun di luar ruangan. Komposter dengan bantuan aktivator kompos mampu mengubah sampah sisa rumah tangga menjadi kompos hanya dalam waktu 10-12 hari. Dengan instalasi udara di dalamnya, komposter membantu proses pengomposan aerob dengan baik dan mempercepat proses penguraian sampah. Selain itu komposter juga mampu menjaga kelembaban dan temperatur, sehingga bakteri dan jasad renik dapat bekerja mengurai bahan organik secara optimal. Komposter juga memungkinkan aliran lindi terpisah dari material padat dan akan menguntungkan bagi pembuatan pupuk cair (Sukamto, 2007).

Penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan air lindi :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Agustina Budi Rahayu Andayani (2002) dengan Judul Dampak Pemanfaatan Air Lindi Terhadap Proses Pengomposan dan Kualitas Kompos dari Sampah Organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a. Semakin banyaknya penambahan konsentrasi air lindi hingga 50% memberikan dampak terhadap proses pengomposan berupa kenaikan rerata temperatur harian.
b. Penambahan air lindi ke dalam proses pengomposan hingga 50% memberikan dampak berupa semakin lamanya proses pengomposan sampah organik.
c. Peningkatan konsentrasi air lindi yang disiramkan ke dalam proses pengomposan memberikan dampak yang nyata terhadap berat akhir kompos yang dihasilkan. Semakin banyak air lindi ditambahkan hingga 30% memberikan dampak positif berupa kenaikan berat akhir kompos.
d. Selama proses pengomposan, rerata pH mengalami penurunan pada minggu kedua kemudian terus mengalami kenaikan sampai kompos matang.
e. Kualitas kandungan unsur hara kompos yang dihasilkan dipengaruhi oleh adanya penambahan air lindi, kecuali total fosfor tidak ditemukan adanya beda nyata dari masing-masing perlakuan.
f. Penambahan air lindi ke dalam proses pengomposan tidak memberikan dampak yang nyata terhadap rerata rasio C/N kompos. Pada akhir pengomposan didapatkan rerata rasio C/N seluruh perlakuan mengalami penurunan.
g. Pemanfaatan kembali air lindi yang dihasilkan dari sampah organik sampai pada aras tertentu secara umum memberikan dampak positif terhadap proses pengomposan dan kualitas kompos yang dihasilkan sehingga mengurangi beban pencemaran terhadap lingkungan baik dari segi biotik dan abiotik yang pada akhirnya mempengaruhi pula tata kehidupan masyarakat yang meliputi segi sosial, budaya dan ekonomi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sukamto Hadisuwito (Bapak Pupuk Cair). Dengan berbekal pengalaman dari OISCA (Organization for Industrial Spiritual and Cultural Advancement) Jepang, Sukamto menciptakan bioaktivator untuk pengolahan sampah organik rumah tangga. Bioaktivator untuk pembuatan pupuk cair ini diberi nama BOISCA. BOISCA adalah bioaktivator khusus untuk pembuatan kompos cair dari sampah rumah tangga. Menurut Sukamto, komposisi pemakaian BOISCA adalah dengan menambahkan 1 tutup botol BOISCA ke dalam botol lindi kemudian didiamkan selama 1 malam.

Yuk bikin dekomposter sederhana :

Alat dan Bahan :
- Ember bekas
- Plestik / karung plastic bekas beras
- Sampah Organik
- Bio-aktifator(em4,biosca,mol,dll)

Cara membuat :
- Masukan plastic/karung plastic bekas beras kedalam ember dan buat sedikit menggantung. Dapat dilakukan dengan mengikat plastic ke dekeliling mulut ember dan atau memberi ganjalan dibagian dasar ember agar sampah organic tidak terendam ke dalam air lindi.
- Masukan sampah organic setiap hari dan iram dengan bio-aktivator setiap kali memasukan bahan organic.
- Air lindi dapat dipanen setelah 2-3 hari dari saat pertama memasukan bahan organic. Dan kompos padat dapat dipanen setelah 3 bulan.
- Cara memanen air lindi dapat dilakukan dengan mengangkat karung/plastic dan mengambil air lindi dari dasar ember, atau dapat juga membuat lubang didasar ember dan meletakan wadah penampung air lindi dibawahnya.

Cara penggunaan :
- Campurkan 10ml air lindi ke dengan air sebanyak 1 liter.
- Untuk hasil terbaik dapat dilakukan pencampuran 5 ml bio-aktivator kedalam 1liter air lindi hasil panen dan didiamkan selama 2 hari sebelum digunakan. Kemudian campurkan 10 ml air campuran tadi dengan 1 liter air.
- Penggunaan dapat disemprot pada tanaman atau dikocor disekitar perakaran.

Air Lindi untuk Hidroponik
Percobaan yang pernah ane lakukan dengan air lindi sebagai nutrisi hidoponik adalah dengan mencampurkan ½ gelas air mineral air lindi dan 5 gelas air cucian beras masam (yang sudah didiamkan selama min 3 hari) ke dalam 5 liter air.

Meskipun pertumbuhannya tidak secepat dengan menggunakan AB-Mix tetapi kangkung yang ditanam secara konvensional dengan kangkung yang menggunakan nutrisi air lindi ini dapat dipanen dalam waktu yang bersamaan walaupun perbedaan waktu tanam menggunakan nutrisi air lindi lebih cepat 5 hari dari yang ditanam secara konvensional.

sumber : Ke'Ren Dy Achmad (Grup Belajar Berkebun Bersama)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Air Lindi Sebagai Pupuk Organik Cair

0 komentar:

Post a Comment